Saya mencoba untuk membahas mengenai salah satu jurnal yang
ditulis oleh Victorson Taruh, tidak secara mendetail namun hanya garis besar
nya saja.
Judul Jurnal : Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Penulis : Victorson Taruh
Abstract
This research wants to
examine the effects of total asset turnonver, current liabilities to
inventories and gross profit growth of manufacture company.
The sampling technique
used in this research is purposive sampling, with some criteria, those are
: (1) the manufacture company listed in
Indonesia Stock Echange in research period and still operating consistencly in
the research period; (2) the available of financial statement as the research
period; (3) the manufacture company has not negative profit.
The result of this
study that data has fulfill the clasical assumption, such as : no
multicolinearity, no autocorrelation, no heteroscedasticity and distributed
normally. From the results of the regression analysis indicates that the
variabel on a partial profit significant affect againts profit growth while
total asset turnover and current liabilities to Inventories have no affect
significant againts profit growth. Predictive ability of third variabel
simultaneously 5,5%
Pendahuluan
Membaiknya kinerja pasar modal merupakan barometer bagi
sehatnya perekonomian yang akan menimbulkan kegairahan investor untuk kembali
berinvestasi. Timbulnya anggapan bahwa fluktuasi yang besar pada nilai tukar
sebagai faktor utama yang mampu menjelaskan menjelaskan fluktuasi yang besar
pada pasar modal menunjukkan bahwa fluktuasi yang terlalu besar di pasar modal
Indonesia pada saat krisis ekonomi bukan disebabkan oleh faktor fundamental
semata.
Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap
perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi – fungsi
penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga
perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dengan tingginya
tingkat return yang diperoleh dari
pemegang saham maka para pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga
bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan
pengembangan usahanya (Rakhmawati,2008)
Financial Accounting
Standards Board – FASB (1978), Statement
Of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama
laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya
mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba sebagai suatu
pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau
penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati,2003)
Pertumbuhan laba
adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan
(Simorangkir,1993) dalam Hapsari, (2003). Pertumbuhan laba yang baik,
mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik , yang pada
akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen yang akan
dibayar dimasa akan datang saat bergantung pada kondisi perusahaan.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan
antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang akan
diperoleh . Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva
yang besar sehingga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan
profitabilitasnya, Porter (1980) dan Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan
yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan
penjualan yang tinggi. Menurut Musliatun (2000), dikutip oleh Sujana (2004), menyatakan
perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan
telah mencapai tahap kedewasaan
Kajian Pustaka dan
Pengembangan Hipotesis
Teori Ang Chua (2005), total
asset turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. TAT menunjukkan
efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total asset) perusahaan untuk menunjang
penjualan perusahaan(sales). Menurut Ardiansyah (2004), perusahaan yang
berskala besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat, sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar
lebih mudah diperoleh investor dari pada
perusahaan berskala kecil. Semakin besar TAT menunjukkan perusahaan
efisien dalam menggunakan seluruh aktiva
perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran
aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh
meningkat, sehingga laba yang didapat besar.
Ini didukung oleh Ou (1990), Asyik dan Soelistyo (2000) serta Hapsari
(2007) yang dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan teori dan
penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
Current Liabilities to Inventories(CLI) termasuk salah satu
rasio solvabilitas/leverage. Rasio
leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang (Ang, 2005). Semakin tinggi CLI
berarti hutang lancar perusahaan
(current liabilities) untuk membiayai persediaan digudang makin besar, sehingga beban hutang perusahaan
menjadi makin besar. Hal ini menimbulkan
resiko yang cukup bagi perusahaan ketika perusahaan tidak membayar
kewajiban tersebut pada saat jatuh
tempo, perusahaan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang besar, sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi
perusahaan dan laba yang diperoleh
perusahaan menjadi berkurang (Reksoprayitno, 2000).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Machfoedz (1994) dan Ediningsih (2004)
yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif untuk memprediksi pertumbuhan laba satu tahun
mendatang. Ini membuktikan bahwa
perusahaan tidak mampu mendayagunakan hutangnya untuk menambah ekspansi
usaha guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2 : Current Liabilities to Inventories berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Reksoprayitno (2000) Suatu perusahaan didalam
operasional penjualan yang besar, akan berakibat pada tingkat laba yang
diperoleh semakin tinggi.
Gross Profit Margin (GPM) merupalan salah satu rasio profitabilitas.
GPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya
(Ang, 2005). GPM yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang
diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menutupi biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga
atas hutang dan pajak. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) serta Hapsari
(2007) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
satu tahun ke depan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut.
H3 : Gross Profit Margin (GPM)Berpengaruh Signifikan
TerhadapPertumbuhan Laba.
Metode Penelitian
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007 sampai dengan 2010
yang berjumlah 173 perusahaan manufaktur yang sumbernya diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pemilihan sampel penelitian didasarkan
pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakanuntuk memilih sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan konsisten ada selama periode penelitian tahun
2007 sampai dengan 2010. (2) Perusahaan manufaktur yang menyediakan data laporan
keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2010. Dan (3)
Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan
2010.Berdasarkan pada kriteria ini, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2007 sampai dengan
2010) sebanyak 173 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak dapat
menyediakan data laporan keuangan (data laporan keuangan tidak lengkap) selama
kurun waktu penelitian (tahun 2007 sampai dengan 2010) sebanyak 12 perusahaan.
Perusahaan yang menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan
2010 sebanyak 80 perusahaan. Sehingga diperoleh jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 81 perusahaan manufaktur. Data diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id
dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Simpulan Dan Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama, Dari tiga
variabel (Rasio Total Asset Turnover,Current Liabilities to Inventoriesdan
Gross Profit Margin) yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan laba,
ternyata hanya satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba. Satu variabel tersebut adalah Gross Profit Margin (GPM), sedangkan dua
variabel lainnya yaitu Total AssetTurnover (TAT) dan Current Liabilities to
Inventories(CLI) terbukti tidak signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Laba (PL).