Tuesday 15 November 2011

Memalukan Sekali! Negara Sebesar Indonesia Kena dikadali oleh "New7Wonder"


Vote Komodo Hanya Akal-Akalan, Di Swiss, Yayasan N7W Tak Dikenal

ZURICH - Polemik Yayasan The New Seven Wonders of the World (N7W) yang mengaudisi tujuh keajaiban dunia baru kembali mencuat. Selain tidak diakui UNESCO sebagai lembaga resmi PBB yang bertanggung jawab akan pelestarian budaya dunia (world heritage), kiprah N7W di Indonesia juga disebut-sebut merugikan masyarakat.

Ini karena ada mobilisasi pengiriman via SMS untuk memenangkan Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai salah satu finalis tujuh keajaiban baru dunia. Padahal sebelumnya, UNESCO menentukan kejaiban dunia berdasarkan penelitian mendalam dengan melibatkan pakar arkeologi, bukan berdasar jumlah pemilih (vote) via internet maupun SMS.

Dubes RI di Swiss Djoko Susilo mengatakan, sejak awal dirinya yakin bahwa ajang pemilihan tujuh kejaiban dunia baru itu hanya akal-akalan yayasan milik Bernard Weber tersebut. "Logikanya, keajaiban dunia tidak mungkin via vote seperti itu. Seperti ajang Indonesian Idol saja, banyak yang SMS, akhirnya menang. Ini masalah heritage, bukan audisi calon artis," katanya kepada Jawa Pos di kantornya Elfenauweg 51, Bern, Swiss.

Djoko menjelaskan, sejak pertama dirinya yakin bahwa N7W adalah ajang bisnis semata. Sebab, yang dia tahu, orang Swiss memang paling jago membuat semacam event organizer (EO) atau kegiatan apapun yang bisa menghasilkan uang. Seperti N7W, di Swiss kegiatan semacam itu sah-sah saja dan tidak bisa dikategorikan penipuan.

"Kegiatan seperti itu biasa di Swiss. Pemerintah Swiss bukan menganggap penipuan. Sah-sah saja orang bikin semacam award-award- tan seperti itu. Kegiatannya ada kok. Cuma, masalahnya, kredibel atau tidak. Dan lagi, kegiatan ini di Indonesia merugikan orang banyak dengan berkirim via SMS itu," katanya.

Menurut pria kelahiran Boyolali itu, sejak dia masuk Swiss sebagai duta besar pada Maret 2010, belum pernah mendengar nama N7W dari. Dubes yang dia gantikan, Lucia H. Rustam, saat serah terima jabatan juga tidak pernah menyinggung sama sekali N7W.

Padahal, kedubes RI di Bern, Swiss, sudah pernah menerima sertifikat bahwa TNK (Taman Nasional Komodo) menjadi salah satu dari 28 finalis kejaiban dunia. Sertifikat itu tertulis dibuat, di Zurich pada 21 Juli 2009 dan ditandatangani dua orang. Yakni Prof Federico Mayor (Presiden Panel N7W) dan Bernard Weber (pendiri kampanye N7W).

Sertifikat tersebut berukuran 20 cm x 40 cm dengan tanda tangan kedua orang tersebut tanpa stempel. Kertas berlogo bola dunia bernomer 7 itu digulung dan dimasukkan semacam botol dari plastik sesuai ukuran sertifikat. Sertifikat tersebut tidak diserahkan langsung, namun hanya dikirim via pos ke kantor KBRI di Bern, Swiss.

Menurut Djoko, karena dubes sebelumnya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal N7W meski sertifikat sudah dikirim, dia pun tidak pernah memperhatikan sertifikat tersebut. Dia baru berupaya mencari informasi ketika polemik muncul di tanah air. Yakni, ketika pihak kemenbudpar saat itu menarik diri dari ajang N7W karena dimintai duit dalam jumlah besar, USD 10 juta.

"Sejak itu saya tanya ke staf. Baru saya diberitahu ada sertifikat tersebut. Sejak itu saya intens mencari informasi ke beberapa pihak atau kolega saya di Swiss. Tapi, semuanya tidak ada yang tahu," jelasnya. "Bayangkan, ajang internasional, beralamat di Zurich, Swiss, tapi orang Swiss tidak tahu. Penyerahan sertifikat ini pun hanya via pos. Apa pantas itu disebut kredibel" katanya setengah bertanya.

Bukan hanya itu, Djoko juga sempat mengunjungi beberapa koran berpengaruh, baik yang berkantor di Zurich, Bern, maupun di kota-kota besar lainnya di Swiss. Tapi, tidak satu pun koran tersebut yang pernah memberitakan N7W. "Saya malah ditanya balik, apa itu new seven wonder, dan siapa itu Bernard Weber," sambungnya.

Puncak kecurigaan bisnis akal-akalan Bernar Weber yang mengerjai pemerintah berbagai Negara itu terjadi pada akhir April 2011. Saat itu, Kemenbudpar mengirim beberapa orang dari kantor pengacara Lubis, Santosa & Maulana, milik pencara kondang Todung Mulya Lubis untuk menyelidiki kantor yayasan N7W di Zurich.

"Hasilnya justru makin menguatkan bahwa yayasan N7W tidak kredibel. Sekali lagi, ini hanya kegiatan biasa yang dikemas seolah-olah ajang level dunia via internet," kata bapak tiga anak tersebut.

Staf KBRI di Bern, jelas Djoko, membantu mencari alamat N7W. Sesuai yang tertulis, alamatnya di Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034 Zurich. Tapi setelah diselidiki, ternyata kode pos tidak sesuai. Seharusnya alamat itu adalah: Hoeschgasse 8 P.O. Box 1212, 8008 Zurich.

Alamat itu juga bukan alamat resmi N7W, melainkan museum Heidi Weber yang diarsiteki Le Corbusier. Yang janggal lagi, Museum itu tidak buka setiap hari. Buka hanya pada musim panas, yakni bulan Juni, Juli, dan Agustus, mulai pukul 14.00-17.00.

Sejak itulah, Kemenbudpar secara resmi menarik diri dari kampanye keajaiban dunia versi N7W. Sejak itu pula isu kampanye N7W di Indonesia mulai reda. Namun, dia mengaku terkejut ketika tiba-tiba muncul P2K (Pendukung Pemenangan Komodo) yang diketuai tokoh LSM Emmy Hafild dengan mengandeng mantan wapres Jusuf Kalla.

Apalagi, setelah upaya memenangkan Pulau Komodo tersebut dilakukan dengan menyuruh masyarakat mengirim SMS. "Kalau untuk menang-menangan di yayasan yang tidak kredibel ini secara gratis sih tidak masalah. Lha, ini pakai kirim SMS segala. Ada duit rakyat yang tersedot di situ. Padahal, sekali lagi, kegiatan ini hanya kreatifitas orang Swiss yang memang jago meng-create acara atau membuat event organizer," jelas Djoko.

Pulau Komodo sendiri sebenarnya sudah masuk sebagai warisan dunia pada 1991 versi UNESCO, lembaga resmi PBB yang bergerak di bidang cagar budaya. Bersama Pulau Komodo, masuk juga Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan.


"Karena reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W, ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W," papar Djoko
                                                                                                                 


Sejak 2007 lalu, UNESCO Sudah memberitahukan Dunia, kalau "New7Wonder" itu tak kaitannya dengan Organisasi PBB itu


Bahkan, mbah Google tak menemukan di Sekretariat PBB ada unit kerjanya bernama "New7Wonder" itu ....


Presiden pun Kena Dikadali!
SBY: Ayo Dukung Komodo Lewat SMS 9818
Dari Lombok, SBY memimpin penggalangan SMS untuk Komodo. Pin Komodo tersemat di dadanya.
Kamis, 20 Oktober 2011, 09:05 WIB

VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dukungannya pada Pulau Komodo, jagoan Indonesia di ajang keajaiban dunia, New7Wonders of nature. Selesai berpidato dan memukul gendang peresmian Bandara Internasional Lombok, tiba-tiba, SBY mengajak para hadirin yang ada di sana, untuk memilih Komodo. "Ayo semuanya, sahabat saya Pak JK (Jusuf Kalla), kita vote bareng-bareng Komodo," kata Yudhoyono di Lombok, Kamis 20 Oktober 2011.

Ajudannya lantas mengulurkan telepon seluler. "Nomornya berapa," tanya SBY. "9818," jawab Jusuf Kalla, sang duta Komodo. SBY lantas mengajak semua yang ada di sana mengeluarkan telepon seluler. "Ayo sama-sama semuanya, handphone diangkat, dengan baca Bismillah, mari sama-sama kita send ke nomor ini," kata SBY, dengan pin Komodo tersemat di dadanya.

Jadi Prioritas

Setelah selesai, SBY mengatakan ada tujuan mengapa Komodo harus didukung. "Kita berharap, ini sumbangsih kita terhadap kemajuan Indonesia Timur," kata dia. Komodo bersaing dengan 27 finalis lainnya. Pada Jumat 11 November 2011, tujuh pemenang akan diumumkan. Predikat ‘keajaiban alam dunia’ akan disematkan pada para juara. Namanya akan diabadikan dalam sejarah, ditulis jutaan kali dalam brosur, review, atau tayangan wisata.

Apa yang dilakukan SBY menjawab harapan para pembela Komodo. Ketua Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Emmy Hafild meminta seluruh rakyat Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beraksi mendukung Komodo. “Itu yang kami tunggu, karena di negara lain, Presidennya terjun langsung. Misalnya Korea Selatan dan Filipina. Bahkan dijadikan prioritas,” kata dia kepada VIVAnews.com. Ingin mengikuti jejak SBY dukung Komodo? Anda bisa berpartisipasi. Caranya, ketik ‘KOMODO’ kirim ke 9818. Juga bisa memberi dukungan di situs New7Wonders.

http://nasional.vivanews.com/news/re...donesia-timur-

Padahal, Dunia dan PBB melalui UNESCO yang membawahi "World Heritage Convention" sejak lama mengakui kadal purba Komodo beserta habitat tempat tinggalnya sebagai satu warisan dunia yang harus dilindungi ...

No comments:

Post a Comment