Sunday 13 October 2013

Contoh Jurnal

Saya mencoba untuk membahas mengenai salah satu jurnal yang ditulis oleh Victorson Taruh, tidak secara mendetail namun hanya garis besar nya saja.
Judul Jurnal : Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Penulis : Victorson Taruh

Abstract
This research wants to examine the effects of total asset turnonver, current liabilities to inventories and gross profit growth of manufacture company.
The sampling technique used in this research is purposive sampling, with some criteria, those are :  (1) the manufacture company listed in Indonesia Stock Echange in research period and still operating consistencly in the research period; (2) the available of financial statement as the research period; (3) the manufacture company has not negative profit.
The result of this study that data has fulfill the clasical assumption, such as : no multicolinearity, no autocorrelation, no heteroscedasticity and distributed normally. From the results of the regression analysis indicates that the variabel on a partial profit significant affect againts profit growth while total asset turnover and current liabilities to Inventories have no affect significant againts profit growth. Predictive ability of third variabel simultaneously 5,5%

Pendahuluan
Membaiknya kinerja pasar modal merupakan barometer bagi sehatnya perekonomian yang akan menimbulkan kegairahan investor untuk kembali berinvestasi. Timbulnya anggapan bahwa fluktuasi yang besar pada nilai tukar sebagai faktor utama yang mampu menjelaskan menjelaskan fluktuasi yang besar pada pasar modal menunjukkan bahwa fluktuasi yang terlalu besar di pasar modal Indonesia pada saat krisis ekonomi bukan disebabkan oleh faktor fundamental semata.
Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi – fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh dari pemegang saham maka para pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya (Rakhmawati,2008)
Financial Accounting Standards Board – FASB (1978), Statement Of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati,2003)
Pertumbuhan  laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan (Simorangkir,1993) dalam Hapsari, (2003). Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik , yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen yang akan dibayar dimasa akan datang saat bergantung pada kondisi perusahaan.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang akan diperoleh . Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya, Porter (1980) dan Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Menurut Musliatun (2000), dikutip oleh Sujana (2004), menyatakan perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
Teori Ang Chua (2005), total asset turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total asset) perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan(sales). Menurut Ardiansyah (2004), perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat, sehingga informasi  mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor dari pada  perusahaan berskala kecil. Semakin besar TAT menunjukkan perusahaan efisien dalam  menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan  bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat, sehingga laba yang didapat besar.  Ini didukung oleh Ou (1990), Asyik dan Soelistyo (2000) serta Hapsari (2007) yang  dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap  pertumbuhan laba. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang  diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Current Liabilities to Inventories(CLI) termasuk salah satu rasio  solvabilitas/leverage. Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk  memenuhi kewajiban jangka panjang (Ang, 2005). Semakin tinggi CLI berarti hutang  lancar perusahaan (current liabilities) untuk membiayai persediaan digudang makin  besar, sehingga beban hutang perusahaan menjadi makin besar. Hal ini menimbulkan  resiko yang cukup bagi perusahaan ketika perusahaan tidak membayar kewajiban tersebut  pada saat jatuh tempo, perusahaan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang besar,  sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan dan laba yang diperoleh  perusahaan menjadi berkurang (Reksoprayitno, 2000).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Machfoedz (1994) dan  Ediningsih (2004) yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif untuk  memprediksi pertumbuhan laba satu tahun mendatang. Ini membuktikan bahwa  perusahaan tidak mampu mendayagunakan hutangnya untuk menambah ekspansi usaha  guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2 : Current Liabilities to Inventories berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Reksoprayitno (2000) Suatu perusahaan didalam operasional penjualan yang besar, akan berakibat pada tingkat laba yang diperoleh semakin tinggi.
Gross Profit Margin (GPM) merupalan salah satu rasio profitabilitas. GPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya (Ang, 2005). GPM yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutupi biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga atas hutang dan pajak. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) serta Hapsari (2007) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H3 : Gross Profit Margin (GPM)Berpengaruh Signifikan TerhadapPertumbuhan Laba.

Metode Penelitian
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007 sampai dengan 2010 yang berjumlah 173 perusahaan manufaktur yang sumbernya diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakanuntuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan konsisten ada selama periode penelitian tahun 2007 sampai dengan 2010. (2) Perusahaan manufaktur yang menyediakan data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2010. Dan (3) Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan 2010.Berdasarkan pada kriteria ini, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2007 sampai dengan 2010) sebanyak 173 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak dapat menyediakan data laporan keuangan (data laporan keuangan tidak lengkap) selama kurun waktu penelitian (tahun 2007 sampai dengan 2010) sebanyak 12 perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan 2010 sebanyak 80 perusahaan. Sehingga diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 perusahaan manufaktur. Data diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).


Simpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama, Dari tiga variabel (Rasio Total Asset Turnover,Current Liabilities to Inventoriesdan Gross Profit Margin) yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, ternyata hanya satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Satu variabel tersebut adalah Gross Profit Margin (GPM), sedangkan dua variabel lainnya yaitu Total AssetTurnover (TAT) dan Current Liabilities to Inventories(CLI) terbukti tidak signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Laba (PL).

Sepenggal Cerita Sepatah Kata ~

Dalam tulisan kali ini akan membahas mengenai biografi saya, masa kecil saya hingga sekarang.
Nama saya Dibba Hadi Saputra lahir pada 11 November 1989 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Saya laki – laki dan merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Kakak saya bernama Dommara Hadi Saputra, dia bekerja menjadi Reviewer di bidang IT; sedangkan adik saya bernama Derra Inayah Avia Rizki yang sekarang sedang bersekolah di Global Mandiri kelas 3 SMP. Ayah saya bernama Suhadi Hasan dan ibu saya bernama Sri Martini. Ayah saya berasal dari Riau sedangkan ibu dari Solo, setelah menikah mereka memutuskan untuk pindah ke Balikpapan dikarenakan ayah bekerja di salah satu perusahaan minyak swasta. Setelah ayah pensiun, ayah mencoba untuk membuat usaha sekaligus menyalurkan hobi ibu saya; mereka berdua memutuskan membuka rumah makan.

Saya tumbuh dan besar di Balikpapan, kota pinggir pantai yang cukup panas namun memiliki hidangan laut yang beraneka ragam. Di Balikpapan pula lah saya mengenyam beberapa tingkat pendidikan, semasa kecil saya bersekolah di TK Tadika Puri. Semasa SD hingga SMP saya bersekolah di SMP Nasional KPS Balikpapan, sekolah swasta yang diperuntukkan bagi siswa siswi yang orang tuanya bekerja di perusahaan minyak swasta (pada masa itu Unocal76, Total, Vico). Saya mengenyam pendidikan SD hingga SMP selama 9 tahun di Balikpapan, tanpa adanya tinggal kelas. Pada saat kelulusan SMP ternyata ayah saya memutuskan agar kami sekeluarga pindah ke Jakarta karena permintaan dari perusahaan tempat ayah saya bekerja, selain itu ayah saya ingin agar dekat dengan kakak saya yang pada saat itu sudah kuliah di universitas swasta di kawasan Jakarta Barat. Sejak awal saya tidak ingi untuk pindah ke Jakarta, karena pada saat itu saya sudah sangat mencintai kota Balikpapan dan dibenak saya Jakarta adalah kota yang penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Begitu banyak tawuran, demo, dan kejahatan – kejahatan lainnya yang saya liat di berita TV, sehingga semakin membuat saya tidak ingin untuk pindah dan meninggalkan Balikpapan. Namun keputusan ayah saya sudah bulat dan akhirnya kami sekeluarga pindah ke Jakarta pada tahun 2005.

Ternyata tidak seperti yang saya kira, kami tinggal di jakarta namun lebih kepinggiran nya; yaitu wilayah Cibubur. Ayah membeli rumah disalah satu perumahan di wilayah Cibubur. Rumah kami yang baru tidak begitu besar, bahkan lebih kecil daripada rumah kami di Balikpapan; namun saya tidak mempermasalahkan ukuran rumah ataupun fasilitas dirumah baru kami. Yang jadi permasalahan adalah lingkungan baru yang kami tempati, rumah baru saya berada di sebuah komplek perumahan dan jauh berbeda dengan yang berada di Balikpapan. Pada saat di Balikpapan saya yang terbiasa mendengar deru mesin motor dan mobil  melewati depan rumah kami, suara tetangga – tetangga mengobrol di toko depan, tetangga yang ramai, dan suara anak kecil bermain; sekarang dihadapi dengan kesunyian. Bahkan saya tidak memiliki teman seumuran, lingkungan ini begitu asing bagi saya.

Mengingat saya sudah lulus SMP dan akan melanjutkan jenjang SMA, maka saya dan ayah mencari sekolah mana yang akan saya masuki nantinya. Ayah saya tidak ingin saya masuk ke sekolah negeri, karena beliau beralasan sekolah negeri identik dengan tawuran dan senioritas dan bersikeras agar saya masuk sekolah swasta. Pada kenyataan nya sekolah swasta yang memiliki jenjang SMA pada waktu itu hanya ada dua, yaitu : SMA Kristen Ketapang yang berada di perumahan saya, dan SMA Islam Fajar Hidayah yang berada di perumahan lain. Akhirnya saya memilih untuk bersekolah di SMA Islam Fajar Hidayah. Di SMA Fajar Hidayah saya merupakan siswa di jurusan IPA dan lulus pada tahun 2008. Awalnya saya berkuliah di salah satu kampus di wilayah Jakarta Barat, namun pada tahun ke 3 saya memutuskan keluar dan pindah ke Universitas Gunadarma mengambil jenjang S1 Manajemen; sekarang saya sedang “menikmati” masa – masa semester 5 saya.

Saya memiliki hobi fotografi, kecintaan saya pada fotografi sangatlah besar; saya berkeinginan setelah lulus kuliah untuk membuka jasa dokumentasi. Saat ini saya sedang menjadi fotografer freelance bersama teman saya ChuanShan Photography . Hobi saya lainnya adalah berselancar di dunia maya, entah itu bermain game atau membaca forum untuk menambah pengetahuan saya dibidang fotografi. Untuk target kedepannya saya ingin lulus cepat waktu dan bekerja agar meringankan beban orang tua saya.

Saat ini saya sedang sibuk – sibuknya dengan banyak kegiatan; tugas kuliah, belajar fotografi, desain, serta mencintai seseorang wanita berinisial NDK. Sekian biografi singkat saya yang berantakan, mungkin apabila saya ada waktu saya ingin menulis lagi pengalaman hidup saya di blog ini dalam format cerpen yang dibumbui dengan humor agar lebih “renyah” dibaca.

Terima kasih  ~

Thursday 3 October 2013

Bahasa Resmi dan Tidak Resmi

Proses Penyerahan Nilai
Pandangan tradisional tentang pemasaran adalah perusahaan membuat sesuatu dan kemudian menjualnya. Perusahaan mengetahui apa yang harus dibuat dan pasar akan membeli cukup banyak unit untuk menghasilkan laba. Perusahaan yang menganut pandangan ini memiliki peluang terbaik untuk berhasil dalam ekonomi yang ditandai dengan kekurangan barang di mana konsumen tidak rewel tentang mutu, fitur, atau gaya.
Akan tetapi, pandangan tradisional tentang proses bisnis tidak akan berfungsi dalam ekonomi di mana orang menghadapi terlalu banyak pilihan. Pesaing yang cerdas harus merancang dan menyerahkan tawaran untuk pasar sasaran yang ditetapkan dengan baik. Keyakinan ini ada pada inti proses bisnis, yang menempatkan pemasaran pada awal perencanaan.
Proses penyerahan nilai mulai sebelum ada produk dan terus berlanjut sementara produk tersebut dikembangkan dan setelah produk itu tersedia. Orang Jepang menyempurnakan pandangan ini dengan konsep berikut:
• Waktu umpan balik pelanggan nol
• Waktu perbaikan produk nol
• Waktu pembelian nol
• Waktu penetapan nol
• Kerusakan nol

Rantai Nilai
Michael Porter dari Harvard mengusulkan rantai nilai sebagai alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak pelanggan. Rantai nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan strategis dan relevan yang menciptakan nilai dan biaya di dalam bisnis tertentu. Kesembilan kegiatan itu terdiri dari lima kegiatan utama dan empat kegiatan pendukung.
Kegiatan utama mencerminkan urutan dari membawa bahan mentah ke perusahaan (inbound logistics), mengonversinya menjadi produk jadi (operations), mengirim produk jadi (outbound logistics), memasarkannya (marketing and sales), dan melayaninya (services). Kegiatan penunjang meliputi perolehan sumber daya (bahan baku), pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan prasarana perusahaan.
Keberhasilan perusahaan bukan hanya bergantung pada keberhasilan masing-masing bagian dalam melakukan tugasnya, melainkan juga pada keberhasilan dalam mengoordinasikan berbagai kegiatan bagian tersebut untuk melakukan proses bisnis inti. Proses bisnis inti ini mencakup:
• Proses memahami pasar
• Proses realisasi produk baru
• Proses mendapatkan pelanggan
• Proses manajemen relasi pelanggan
• Proses manajemen pemenuhan
Untuk berhasil, suatu perusahaan perlu mencari keunggulan kompetitif di luar operasinya sendiri, ke dalam rantai nilai para pemasok, penyalur, dan pelanggannya. Banyak perusahaan sekarang membentuk kemitraan dengan pemasok dan penyalur tertentu untuk menciptakan jaringan penyerahan nilai yang lebih baik.

Kompetisi Inti
Kuncinya adalah memiliki serta memelihara sumber daya dan kemampuan utama yang merupakan inti setiap usaha. Suatu kemampuan inti memiliki tiga karakteristik,
• Merupakan sumber keunggulan kompetitif
• Memiliki aplikasi di berbagai pasar
• Sulit ditiru pesaing
Keunggulan kompetitif juga bertambah bagi perusahaan yang memiliki kapabilitas/kecakapan yang menonjol. Sementara kemampuan inti cenderung merujuk ke bidang keahlian teknik dan produksi khusus, kapabilitas yang menonjol itu cenderung menggambarkan keunggulan di bidang proses bisnis yang lebih luas.

Orientasi Pemasaran Holistik dan Nilai Pelanggan
Orientasi pemasaran holistic dapat juga memberikan pengertian yang mendalam tentang merebut nilai pelanggan. Menurut pendapat ini, pemasar holistic berhasil dengan mengelola jaringan nilai unggul yang menyerahkan satu level mutu yang tinggi, jasa, dan kecepatan produk. Pemasar holistic mencapai pertumbuhan yang menghasilkan laba dengan memperluas pangsa pasar pelanggan, membangun kesetiaan pelanggan, dan merebut nilai mas hidup pelanggan.
Kerangka kerja pemasaran holistic dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan manajemen kunci berikut:
• Eksplorasi nilai: bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang nilai baru?
• Penciptaan nilai: bagaimana perusahaan secara efisien menciptakan tawaran nilai baru yang lebih menjanjikan?
• Penyerahan nilai: bagaimana perusahaan menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk menterahkan tawaran nilai baru secara lebih efisien?

Peran Sentral dari Perencanaan Stratejik
Pemasaran yang sukses mengharuskan perusahaan memiliki kapabilitas memahami pelanggan, menciptakan nilai pelanggan, menyerahkan nilai pelanggan, merebut nilai pelanggan, dan mendukung nilai pelanggan.
Menciptakan, menyediakan, dan mengkomunikasikan nilai menuntut banyak kegiatan pemasaran yang berbeda. Perencanaan stratejik menuntut aksi dalam tiga bidang utama.
• Mengelola bisnis sebagai satu portofolio investasi
• Mencakup penilaian setiap kekuatan bisnis dengan mempertimbangkan angka pertumbuhan pasar dan posisi perusahaan serta pencocokan dengan pasar itu
• Memantapkan strategi
Bagi masing-masing bisnis, perusahaan harus mengembangkan satu rencana permainan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Rencana pemasaran adalah instrument sentral untuk mengarahkan dan mengoordinasikan usaha pemasaran. Rencana pemasaran beroperasi pada dua level: stratejik dan taktis. Rencana pemasaran stratejik membentangkan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan, berdasarkan pada suatu analisis peluang pasar terbaik. Rencana pemasaran taktis menspesifikasikan taktik pasar, termasuk fitur produk, promosi, perdagangan, penetapan harga, saluran penjualan dan, layanan.



PERENCANAAN STRATEJIK DIVISI DAN PERUSAHAAN
Dengan mempersiapkan pernyataan misi, kebijakan, strategi, dan tujuan, kantor pusat menetapkan kerangka kerja. Dalam kerangka kerja itulah divisi dan unit bisnis mempersiapkan rencana mereka. Semua kantor pusat perusahaan melakukan empat aktivitas perencanaan:
• Menetapkan misi perusahaan
• Mengembangkan unit bisnis strategi
• Menetapkan sumber daya untuk setiap SBU
• Menilai peluang pertumbuhan

Menetapkan Misi Perusahaan
Untuk mendefiisikan misinya, sebuah perusahaan harus menjawab pertanyaan klasik dari Peter Drucker,
• Apa sebenarnya bisnis kita?
• Siapa pelanggannya?
• Apa yang bernilai bagi pelanggan?
• Apa yang menjadi bisnis kita nantinya?
• Apa yang seharusnya menjadi bisnis kita?
Perusahaan harus mendefinisi ulang misinya jika misinya telah kehilangan kredibilitas atau tidak lagi mendefinisikan suatu jalan yang optimal untuk pertumbuhan.
Pernyataan misi yang baik memiliki tiga karakteristik utama,
1. Mereka berfokus pada sejumlah tujuan terbatas. Pernyataan, “kami ingin memproduksi produk bermutu paling tinggi, menawarkan jasa paling banyak, mencapai distribusi paling luas, dan menjual dengan harga paling rendah” mengkalim terlalu banyak.
2. Pernyataan misi, menekankan kebijakan, dan nilai utama perusahaan. Mereka mempersempit kisaran keleluasaan individual sehingga karyawan itu bertindak secara konsisten pada isu-isu yang penting.
3. Pernyataan misi mendefinisikan lingkup bersaing utama yang merupakan lingkup operasinya perusahaan seperti berikut ini:
• Industry. Kisaran industry tempat perusahaan akan beroperasi.
• Produk dan aplikasi. Kisaran produk dan aplikasi yang akan disuplai oleh perusahaan.
• Kompetensi. Kisaran teknologi dan kompetensi inti lain yang akan dikuasai dan diangkat oleh perusahaan.
• Segmen pasar. Tipe pasar atau pelanggan yang akan dilayani perusahaan.
• Vertical. Jumlah tingkat saluran, mulai dari bahan mentah sampai produk dan distribusi akhir di mana sebuah perusahaan akan berpartisipasi.
• Geografis. Jangkauan wilayah, Negara, atau kelompok Negara tempat perusahaan akan beroperasi.

Mendefinisikan Bisnis
Sebuah bisnis dapat didefiisikan dari tiga dimensi yaitu kelompok pelanggan, kebutuhan pelanggan serta teknologi.
General Electric mengklafisikasikan bisnisnya menjadi strategic business unit (SBU). Sebuah SBU memiliki tiga karakter :
1. Merupakan satu bisnis tunggal atau kumpulan bisnis terkait yang dapat direncanakan secara terpisah dari bagian lain perusahaan,
2. Memiliki perangkat pesaingnya sendiri, dan 
3. Memiliki seorang manajer yang bertanggung jawab atas perancanaan stratejik dan kinerja laba dan yang mengontrol paling banyak faktor yang mempengaruhi laba.
Tujuan mengidentifisikan unit bisnis stratejik perusahaan adalah mengembangkan strategi-strategi terpisah dan menetapkan pendanaan yang memadai. 

Menilai Peluang Pertumbuhan
Pertama adalah mengidentifikasi peluang untuk menumbuhakan lebih lanjut bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan intensif). Kedua adalah mengidentifikasi peluang untuk membangun atau memperoleh bisnis yang berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan integratif). Ketiga adalah mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini (peluang pertumbuhan diversifikasi).

Organisasi dan Budaya Organisasi
Perencanaan stratejik dilakukan dalam konteks organisasi. Organisasi perusahaan terdiri dari struktur, kebijakan, dan budaya perusahaan yang kesemuanya dapat tidak berfungsi di dalam lingkungan usaha yang cepat berubah. Struktur dan kebijakan dapat diubah (dengan tidak mudah). Sebaliknya, budaya perusahaan sangatlah sulit untuk berubah. Pengubahan budaya perusahaan kadanag kala merupakan kunci untuk menerapkan strategi baru dengan baik.
Sebagian besar mendefinisikan budaya perusahaan sebagai pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma bersama yang menjadi ciri suatu organisasi.

PERENCANAAN STRATEJIK UNIT BISNIS
Misi Bisnis
Setiap unit perlu mendefinisikan misi spesifiknya dalam lingkup perusahaan yang lebih luas. Yang harus diperhatikan dlam membetuk misi adalah bahwa misi itu tidak berusaha untuk memenangkan bisnis dengan yang lebih kecil, memenangkan bisnis dengan harga yang paling rendah, atau mengadu untuk memasuki produk.

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL (ANALISIS PELUANG DAN ANCAMAN)
Pengamatan lingkungan bertujuan untuk melihat peluang pemasaran baru. Dalam banyak hal, pemasaran yang baik adalah seni menemukan, mengembangkan, dan mendapat laba dari peluang. Peluang pemasaran adalah wilayah kebutuhan atau potensi permintaan pembeli dimana perusahaan dapat menggarapnya secara menguntungkan. Ada tiga sumber utama peluang pasar :
1. Menyuplai sesuatu yang pasokannya kurang
2. Memasok produk atau layananan yang sudah ada dengan cara baru atau lebih unggul
3. Sering menimbulkan satu produk atau layanan yang sama sekali baru.
Ada bermacam-macam bentuk peluang dan pemasar harus bisa mengenalinya, seperti:
1. Perusahaan harus bisa mendapatkan manfaat dari membalik tren industri dan memperkenalkan produk atau layanan hibrida yang masih baru bagi pemasar. 
2. Peusahaan bisa melakukan proses pembelian yang lebih nyaman atau efisien.
3. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan akan lebih banyak informasi atau nasihat.
4. Perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa yang sebelumnya hanya ditawarkan dalam bentuk standar.
5. Perusahaan dapat memperkenalkan kapabilitas baru.
6. Perusahaan bisa mengantarkan produk atau jasa lebih cepat.
7. Perusahaan mampu menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih cepat.

Beberapa perkembangan di lingkungan eksternal merupakan ancaman. Ancaman lingkungan adalah tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensive. Ancaman harus dibagi menurut tingkat keseriusan dan kemungkinan terjadinya.