Sunday 13 October 2013

Contoh Jurnal

Saya mencoba untuk membahas mengenai salah satu jurnal yang ditulis oleh Victorson Taruh, tidak secara mendetail namun hanya garis besar nya saja.
Judul Jurnal : Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
Penulis : Victorson Taruh

Abstract
This research wants to examine the effects of total asset turnonver, current liabilities to inventories and gross profit growth of manufacture company.
The sampling technique used in this research is purposive sampling, with some criteria, those are :  (1) the manufacture company listed in Indonesia Stock Echange in research period and still operating consistencly in the research period; (2) the available of financial statement as the research period; (3) the manufacture company has not negative profit.
The result of this study that data has fulfill the clasical assumption, such as : no multicolinearity, no autocorrelation, no heteroscedasticity and distributed normally. From the results of the regression analysis indicates that the variabel on a partial profit significant affect againts profit growth while total asset turnover and current liabilities to Inventories have no affect significant againts profit growth. Predictive ability of third variabel simultaneously 5,5%

Pendahuluan
Membaiknya kinerja pasar modal merupakan barometer bagi sehatnya perekonomian yang akan menimbulkan kegairahan investor untuk kembali berinvestasi. Timbulnya anggapan bahwa fluktuasi yang besar pada nilai tukar sebagai faktor utama yang mampu menjelaskan menjelaskan fluktuasi yang besar pada pasar modal menunjukkan bahwa fluktuasi yang terlalu besar di pasar modal Indonesia pada saat krisis ekonomi bukan disebabkan oleh faktor fundamental semata.
Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi – fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh dari pemegang saham maka para pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya (Rakhmawati,2008)
Financial Accounting Standards Board – FASB (1978), Statement Of Financial Accounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan merefleksikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi (Takarini dan Ekawati,2003)
Pertumbuhan  laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan (Simorangkir,1993) dalam Hapsari, (2003). Pertumbuhan laba yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik , yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen yang akan dibayar dimasa akan datang saat bergantung pada kondisi perusahaan.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang akan diperoleh . Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya, Porter (1980) dan Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Menurut Musliatun (2000), dikutip oleh Sujana (2004), menyatakan perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
Teori Ang Chua (2005), total asset turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. TAT menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total asset) perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan(sales). Menurut Ardiansyah (2004), perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal oleh masyarakat, sehingga informasi  mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor dari pada  perusahaan berskala kecil. Semakin besar TAT menunjukkan perusahaan efisien dalam  menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan  bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat, sehingga laba yang didapat besar.  Ini didukung oleh Ou (1990), Asyik dan Soelistyo (2000) serta Hapsari (2007) yang  dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TAT berpengaruh signifikan terhadap  pertumbuhan laba. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang  diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Current Liabilities to Inventories(CLI) termasuk salah satu rasio  solvabilitas/leverage. Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk  memenuhi kewajiban jangka panjang (Ang, 2005). Semakin tinggi CLI berarti hutang  lancar perusahaan (current liabilities) untuk membiayai persediaan digudang makin  besar, sehingga beban hutang perusahaan menjadi makin besar. Hal ini menimbulkan  resiko yang cukup bagi perusahaan ketika perusahaan tidak membayar kewajiban tersebut  pada saat jatuh tempo, perusahaan juga akan dihadapkan pada beban bunga yang besar,  sehingga akan mengganggu kontinuitas operasi perusahaan dan laba yang diperoleh  perusahaan menjadi berkurang (Reksoprayitno, 2000).
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Machfoedz (1994) dan  Ediningsih (2004) yang menunjukkan bahwa CLI berpengaruh negatif untuk  memprediksi pertumbuhan laba satu tahun mendatang. Ini membuktikan bahwa  perusahaan tidak mampu mendayagunakan hutangnya untuk menambah ekspansi usaha  guna memperoleh keuntungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2 : Current Liabilities to Inventories berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Reksoprayitno (2000) Suatu perusahaan didalam operasional penjualan yang besar, akan berakibat pada tingkat laba yang diperoleh semakin tinggi.
Gross Profit Margin (GPM) merupalan salah satu rasio profitabilitas. GPM menunjukkan tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya (Ang, 2005). GPM yang meningkat menunjukkan bahwa semakin besar laba kotor yang diterima perusahaan terhadap penjualan bersihnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menutupi biaya administrasi, biaya penyusutan juga beban bunga atas hutang dan pajak. Hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) serta Hapsari (2007) menunjukkan bahwa GPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba satu tahun ke depan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H3 : Gross Profit Margin (GPM)Berpengaruh Signifikan TerhadapPertumbuhan Laba.

Metode Penelitian
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007 sampai dengan 2010 yang berjumlah 173 perusahaan manufaktur yang sumbernya diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling.
Adapun kriteria yang digunakanuntuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan konsisten ada selama periode penelitian tahun 2007 sampai dengan 2010. (2) Perusahaan manufaktur yang menyediakan data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian tahun 2007 sampai dengan 2010. Dan (3) Perusahaan tidak menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan 2010.Berdasarkan pada kriteria ini, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2007 sampai dengan 2010) sebanyak 173 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak dapat menyediakan data laporan keuangan (data laporan keuangan tidak lengkap) selama kurun waktu penelitian (tahun 2007 sampai dengan 2010) sebanyak 12 perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan laba negatif selama periode 2007 sampai dengan 2010 sebanyak 80 perusahaan. Sehingga diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 81 perusahaan manufaktur. Data diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).


Simpulan Dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama, Dari tiga variabel (Rasio Total Asset Turnover,Current Liabilities to Inventoriesdan Gross Profit Margin) yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, ternyata hanya satu variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Satu variabel tersebut adalah Gross Profit Margin (GPM), sedangkan dua variabel lainnya yaitu Total AssetTurnover (TAT) dan Current Liabilities to Inventories(CLI) terbukti tidak signifikan mempengaruhi Pertumbuhan Laba (PL).

No comments:

Post a Comment